Kelola Emosi dengan Berpuasa

Kelola Emosi dengan Berpuasa

Oleh: Aurelia Salsabila, Nur Atika, Aulia Arief, Chelsy Dei Valerin.

Siapa sih tidak mengenal Puasa? Teman – teman pasti sudah tahukan kalau ibadah puasa merupakan ibadah yang mengharuskan manusia untuk menahan lapar, Haus , amarah menurut kepercayaan agama masing – masing. Puasa rutin bersifat sunah maupun wajib merupakan ibadah istimewa yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Selain dapat menetralisir fungsi organ-organ tubuh, puasa juga dapat mengontrol pusat emosi. Puasa mempunyai peran sebagai pengontrol kestabilan emosi. Menurut Al-Ghazali, menjaga kesucian setiap anggota badan dari sesuatu yang syubhat (tidak jelas apakah ini haram atau halal).

Doktor Nicolayev, seorang guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri Moskow mencoba menyembuhkan gangguan jiwa dengan berpuasa. Dalam usahanya itu ia melakukan terapi terhadap pasiennya dengan menggunakan 30 hari puasa (persis puasanya orang Islam).

Nicolayef mengadakan penelitian ekperiment dengan membagi subyek menjadi dua kelompok yang sama besar, baik usia maupun berat ringannya gangguan. Kelompok pertama diberi terapi atau pengobatan dengan menggunakan obat-obatan medis. Sementara kelompok ke II diperintahkan untuk berpuasa selama 30 hari. Dua kelompok tadi diikuti perkembangan fisik dan mentalnya dengan tes-tes psikologi.

Kestabilan emosi merupakan keadaan emosi seseorang yang diperlihatkan dengan sikap yang sesuai harapan sosial, tidak berlebih-lebihan dalam mengekspresikan emosi serta bisa menyeimbangkan antara kebutuhan fisik dan psikis.Adapun manfaat puasa bagi kesehatan fisik yaitu menghindarkan diri dari berbagai jenis penyakit, membantu tubuh untuk mengontrol kadar gula darah, hingga menurunkan berat badan.

Utamanya, manfaat puasa secara psikologis adalah meningkatkan kemampuan untuk mengontrol diri, selanjutnya, manfaat puasa secara psikologis yaitu mendorong kreativitas seseorang karena berpuasa diketahui dapat meningkatkan fungsi otak, puasa secara psikologis adalah dapat meningkatkan konsentrasi, sebab kadar gula darah dalam tubuh akan lebih terkontrol, sehingga tubuh dapat memusatkan konsentrasi dengan lebih mudah, selain berkaitan dengan keagamaan, manfaat puasa secara psikologis yaitu dapat menguatkan nilai sosial, diketahui, manfaat puasa untuk kesehatan mental yaitu dapat mengurangi stres dan juga cemas.

Setidaknya, terdapat tiga alasan yang mendasari hal ini.seperti yang telah dijelaskan di awal, salah satu manfaat puasa bagi kesehatan adalah ketahanan fisik yang meningkat.

Pada tanggal 30 – 06 – 2023 hari jum’at Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Riau prodi psikologi islam telah melakukan sosialisasi tentang terapi puasa yang berjudul mengelola emosi dengan berpuasa di mall ska. Mahasiswa psikologi islam memberikan sosialisasi kepada remaja tentang berpuasa serta manfaat puasa serta manfaat berpuasa kepada remaja putri yang sedang mengunjungi mall ska Pekanbaru, mahasiswa psikologi islam memberikan penjelasan singkat tentang mengelola emosi dengan berpuasa, remaja memperhatikan dan bertanya kepada mahasiswa mengenai yang kurang paham, setelah melakukan sosialisasi subjek memberikan sebuah leaflet kepada remaja.

Mahasiswa melakukan foto bersama sasaran sebagai dokumentasi Mulai hari ini teman – teman sudah dapat ilmu tentang mengelola emosi dengan berpuasa…

Ayo mulai sekarang membiasakan diri dengan berpuasa untuk mengelola kestabilan emosi teman – teman sekalian Rahmawati, N. I. (2017). Terapi Jiwa dan Pembentukan Sikap Positif

Wara Melalui Puasa Sunnah. Konseling Edukasi: Journal of Guidance and

Counseling, 1(1), 149-168.

Sanjaya, D. R. (2020). Atasi Psikosomatik dengan Terapi Puasa.

Guepedia.

Qosim, N. (2022). Puasa Sebagai Terapi Psikosomatik.

Arroisi, J. (2020). Terapi Psikoneurosis Perpsektif Ustman

Najati. Analisis: Jurnal Studi Keislaman, 20(2), 151-178.

Purwasih, E. O., Permana, I., & Primanda, Y. (2017). Relaksasi Benson