LGBT, Penyakit Berbahaya yang Belum Dapat Dicegah?

Hi Sobat Redaksi, RakyatTimes.id

Dalam kesempatan ini, saya ingin share tentang hal yang menyangkut masyarakat saat ini mengenai sebuah penyakit yang sudah mulai dianggap normal yaitu penyakit mental berupa LGBT. berikut saya paparkan faktor serta dampak dari penyakit ini.

LGBT mencakup berbagai orientasi seksual dan identitas gender selain jenis kelamin dan orientasi seksual yang diterima secara umum di masyarakat, yaitu. heteroseksual dan cisgender. Untuk memahami perbedaan antara orientasi seksual dan gender kaum LGBT, perlu dipahami bahwa orientasi seksual dan identitas gender adalah dua hal yang berbeda. Orientasi seksual mengacu pada ketertarikan seksual, romantis, atau emosional kepada orang-orang dengan jenis kelamin atau identitas gender tertentu.

Misalnya, jenis orientasi seksual kaum LGBT adalah homoseksual, biseksual, homoseksual, aseksual dan lain-lain. Sebaliknya, identitas atau ekspresi gender adalah perasaan atau kesadaran internal yang berasal dari dalam dan mendefinisikan seseorang sebagai perempuan, laki-laki, transgender, queer, non-biner, dan banyak lagi. Namun, identitas gender tidak terkait dengan kondisi biologis seseorang, seperti yang bisa dilihat. berdasarkan jenis kelamin atau kode genetik. Misalnya, seseorang dapat mendefinisikan dirinya sebagai perempuan meskipun mereka terlahir sebagai laki-laki dan memiliki kromosom XY.

Siapa pun dapat memiliki orientasi seksual dan identitas gender. Namun, identitas gender tidak serta merta menentukan orientasi seksual tertentu, seperti dalam konsep cisgender dan heteroseksual. Misalnya, pertimbangkan bahwa pria yang mengidentifikasi diri sebagai pria tidak selalu merasa hanya tertarik secara seksual kepada wanita lawan jenis. Dia mungkin memiliki orientasi seksual ke jenis kelamin non-biner atau orang lain yang memiliki kepribadian tertentu tanpa memandang jenis kelamin. alasan mengapa orientasi seksual setiap orang berbeda belum diketahui secara pasti. Namun, faktor-faktor berikut dianggap paling berpengaruh:

Genetika

Ketidakseimbangan hormon dalam tubuh disebut-sebut sebagai pemicunya. Karena pada dasarnya naluri orientasi seksual berkembang sebelum pubertas atau sebelum seseorang mengalami pengalaman seksual.

Lingkungan

Beberapa dari mereka yang gay atau biseksual mengakui bahwa masyarakatnya mempengaruhi mereka untuk memiliki orientasi seksual tersebut. Selain itu, orang tua yang sering bertengkar, bercerai, atau melakukan KDRT diduga terlibat. Pengalaman yang traumatis

Alasannya juga karena pengalaman buruk di masa lalu yang masih membekas di hati dan menimbulkan trauma. Misalnya pelecehan seksual atau kekerasan yang dialami seseorang.

Meski sulit, gangguan orientasi seksual pasti bisa diubah. Anda harus melakukan yang terbaik untuk kembali ke jalur yang benar.

Efek yang dihasilkan prof. Dr. Abdul Hamid El-Qudah, seorang ahli PMS dan AIDS dari World Islamic Medical Association (FIMA), menjelaskan efeknya dalam bukunya The People of Lut Today (hlm. 65-71) sebagai berikut:

BACA JUGA  Silaturahmi dengan IPHI Bangkinang Kota, Kamsol: Sarana Pererat Ukhuwah Islamiyah

Efek Kesehatan

Efek kesehatan yang ditimbulkan misalnya 78% homoseksual memiliki PMS (Rueda, E. “The Homosexual Network.” Old Greenwich, Connecticut, The Devin Adair Company, 1982, hal. 53). Usia rata-rata kaum gay adalah 42 tahun, turun menjadi 39 tahun jika Anda termasuk korban AIDS gay. Pada saat yang sama, usia rata-rata pria menikah dan pria biasa adalah 75 tahun. Usia rata-rata lesbian adalah 45 tahun, sedangkan usia rata-rata wanita menikah dan heteroseksual adalah 79 tahun (Fields, DR.E. “Is Homosexual Activity Normal?” Marietta, GA). pengaruh sosial

Beberapa dampak sosial yang dihasilkan adalah, Menurut penelitian, “antara 20 dan 106 orang setahun seorang gay memiliki pasangan. Meskipun seseorang memiliki maksimal 8 pasangan yang tidak setia dalam hidupnya” (Corey, L. and Holmes, K. Sexual Transmissions of Hepatitis A in Homosexual Men.” New England J. Med., 1980, hlm. 435–438). 43% dari gay yang berhasil didaftarkan dan diwawancarai menyatakan bahwa mereka memiliki hubungan homoseksual dengan lebih dari 500 orang selama hidup mereka. 28% melakukannya dengan lebih dari 1.000 orang. 79% dari mereka mengatakan pasangan gay mereka berasal dari seseorang yang tidak mereka kenal sama sekali. 70% dari ini hanya kencan satu malam atau beberapa menit (Bell, A. dan Weinberg, M. Homoseksual: Sebuah studi tentang keragaman pria dan wanita. New York:Simon & Schuster, 1978).

Dengan hal tersebut saya berharap hal ini dapat segera ditangani dengan baik oleh pihak terkait. diharapkan pihak terkait dapat menanganinya agar penyakit ini tidak semakin meluas di masyarakat kita. Penyakit ini dapat berefek buruk pada pelaku maupun orang di sekitarnya.

Penulis: Hanafi Cahya Putra Mahasiswa BKI UIN Suska Riau

***

Ikuti Kami di Halaman FACEBOOK RAKYAT TIMES dan TELEGRAM RAKYAT TIMES untuk mendapatkan informasi terupdate
***
Dapatkan info berita terbaru via Group Whatsapp RAKYAT TIMES
***
Ikuti INSTAGRAM RAKYAT TIMES untuk mendapatkan informasi terbaru dalam Gambar.