ROKANHILIR(RakyatTimes.id) – Ketua DPW PEKAT IB Provinsi Riau Nirwanto, S.Pd.I menyesalkan peristiwa kecelakaan kerja kesekekian kalinya yang terjadi di area PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kali ini, 3 pekerja Subkon PHR yakni PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) tewas di dalam kontainer limbah pada Jum’at, 24 Februari 2023 lalu.
Disampaikan Anto Bonai, sapaan akrabnya, kuat dugaan hal itu terjadi karena ada sesuatu yang salah dalam manejemen perusahaan tersebut sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yang memakan korban jiwa.
“Kecelakaan kerja dengan korban jiwa saat ini, bukan yang pertama kali terjadi bagi PHR. Kami sangat menyesalkan peristiwa tersebut. Seharusnya, pihak perusahaan sudah banyak berbenah dan belajar dari yang lalu untuk meminimalisir atau bahkan mencegah terjadinya hal semacam itu (kecelakaan kerja-red)” tuturnya, Selasa pagi (28/2).
Pihaknya menduga penerapan dan pengawasan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) oleh PT. PHR maupun PT. PPLI masih sangat rendah. Sehingga, kecelakaan kerja yang menelan nyawa pekerja beruntun terjadi dalam kurun waktu yang belum lama. “Apalagi urusan limbah B3, itu harus safety first. Pastikan program K3 nya dijalankan dan diawasi dengan seksama. Sepengetahuan kami, kandungan H2S yang ada pada limbah B3 itu sangat berbahaya, dan pastikan alat-alat dan perlengkapan yang digunakan pekerja sesuai dengan standar yang berlaku” kata Anto
Ditambahkan Anto, dalam pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi seperti itu, pentingkan dulu keselamatan kerja daripada pekerjaannya. Selain melengkapi dengan peralatan kerja yang safety sesuai standar yang berlaku, “contoh kecilnya pihak perusahaan dapat melakukan briefing/pengarahan singkat sebelum memulai pekerjaan-pekerjaan yang beresiko tinggi” ujarnya.
“Kami minta penerapan dan pengawasan yang ketat program K3 tersebut tidak hanya untuk PT. PPLI saja, juga untuk perusahaan-perusahaan Subkon PHR lainnya sangat penting diperhatikan dan selalu patuhi SOP yang telah ditentukan” imbuh anak jati Rokan Hulu itu.
Ia berharap, dengan begitu ke depan kecelekaan kerja semacam itu dapat dicegah dan dihindari. “Hidup mati memang ditangan tuhan, namun keselamatan dan kecelakaan kerja harup tetap diperhatikan. Kalau bisa dicegah dan dihindari, kenapa tidak ?” Ujar Anto.
Terakhir, ia meminta kepada Disnaker dan Polda Riau agar bersikap tegas dalam proses investigasi yang sedang berlangsung. “Perihal nyawa tulang punggung keluarga jangan main-main Pak. Tindak tegas yang bersalah, evaluasi kinerja PT. PHR dan berikan sanksi berat untuk PT. PPLI. Mungkin tak cukup dengan putus kontrak, sekalian di black list saja” tandasnya.
Lalu, sambung Anto, pastikan keluarga korban pekerja yang tewas, mendapatkan hak-hak nya.
“Kami pikir perlu juga adanya pendampingan dan perhatian khusus bagi pihak keluarga korban, dan pastikan mereka mendapatkan hak-haknya serta turut merasakan keadilan” tutup Anto.
Diberitakan sebelumnya, tiga pekerja di wilayah Blok Rokan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di Rokan Hilir, Riau tewas setelah terjatuh ke dalam kontainer limbah.
Kapolres Rokan Hilir AKBP Andrian Pramudianto mengatakan kecelakaan kerja di wilayah kerja Blok Rokan terjadi Jum’at (24/2). Ketiga korban adalah pekerja perusahaan rekanan PT PHR, yakni PT PPLI di CMTF Balam Selatan. Ketiga pekerja meninggal dunia diketahui atas nama Hendri (54) bekerja sebagai PMCOW, Ade (37) bekerja sebagai Operator Dewatring dan Dedi (44), bekerja sebagai Operator Evaporator. ***
Ikuti Kami di Halaman FACEBOOK RAKYAT TIMES dan TELEGRAM RAKYAT TIMES untuk mendapatkan informasi terupdate
***
Dapatkan info berita terbaru via Group Whatsapp RAKYAT TIMES
***
Ikuti INSTAGRAM RAKYAT TIMES untuk mendapatkan informasi terbaru dalam Gambar.